KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah patofisioanatomi ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisioanatomi dan dengan
harapan pembaca dapat lebih mengerti dan memahami tentang segala sesuatu dari
Penyakit Kanker Serviks sehingga dengan bertambahnya pengetahuan tersebut dapat
meminimalisir kasus yang ada.
Penulis juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masing dalam ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap, makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan belajar mengajar.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Klaten,
21 Maret 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Kanker dapat menyerang semua lapisan
masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-anak,
remaja, dan orang dewasa tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan pria
maupun wanita dapat terserang penyakit yang peling banyak ditakuti ini. Namun,
dari kenyataan yang ada, kaum wanita yang paling banyak terkena kanker. Tidak
sedikit dari mereka yang divonis terkena kanker merasa tidak lagi punya masa
depan. Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal
serta pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, meskipun bisa diketahui
kanker bisa diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Kaum wanita cukup rentan
terhadap serangan kanker, terutama organ vital seperti payudara, dan organ
reproduksi seperti rahim, indung telur, dan vagina. Bagi wanita, penyakit ini
menjadi isu yang menakutkan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa
sistem reprosuksi wanita dibagi menjadi dua yaitu organ kelamin luar dan organ
kelamin dalam. Organ kelamin luar berfungsi sebagai jelan masuk sperma ke dalam
tubuh wanita dan sebagai pelindung alat kelamin dalam dari infeksi. Saluran
kelamin wanita merupakan lubang yang berhubungan dengan dunia luar sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit masuk dengan mudah dan menginfeksi kandungan.
Pada umumnya, mikroorganisme masuk melalui hubungan seksual. Sedangkan oegan
kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin) yang terdiri atas:
- Indung telur (ovarium) yang berfungsi mengasilkan telur
- Saluran tuba (tuba falopii) yang merupakan tempat berlangsungnya pembuahan
- Rahim (uterus) yang menjadi tempat berkembangnya buah kehamilan (embrio) menjadi janin
- Vagina yang merupakan jalan lahir.
Organ kelamin luar disebut juga
vulva, dibatasi oleh labium mayora yang identik dengan kantong buah zakar
(scrotum) pada lelaki yang mengandung kelenjar keringat dan kelenjar minyak
(sebacea). Setelah usia puber, labium mayora akan ditumbuhi rambut dan labium
minor yang tepat berada sebelah dalam labium mayora mengelilingi lubang vagina
dan lubang urethra. Lubang vagina, disebut introitus, berbentuk setengah
lingkaran. Pada belakang iroithrus disebut forset. Jika ada rangsangan
seksual,saluran kecil pada bagian samping iroithrus akan mengeluarkan cairan
lendir yang dihasilkan oleh kelenjar Bartholini. Urethra berada di bagian depan
vagina dan merupakan saluran tempat keluarnya air seni dari kandung kemih.
Labium minor kiri-kanan bertemu
didepan membentuk klitoris, yang merupakan tonjolan kecil yang sangat peka terhadap
rangsangan seksual. Klitoris dibungkus oleh lipatan kulit yang disebut
preputium. Labium minor dan vagina merupakan selaput lendir dan permukaannya
tetap lembab meskipun lapisan dalam sama seperti lapisan kulit lain. Labium
minor dan vagina kaya dengan pembuluh darah sehingga tampak berwarna
kemerah-merahan. Lubang vagina dikelilingi selapur dara (hymen). Kekuatan hymen
bervariasi pada setiap wanita hingga pada persetubuhan pertama, hymen bisa
robek dan bisa tidak.
Organ kelamin dalam pada keadaan
normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga
tidak ada ruang didalam vagina kecuali bila dibuka pada saat pemeriksaan atau
waktu bersetubuh. Pada perempuan dewasa, panjang lubang vagina berkisar 7,6-10
cm. pada bagian bawah vagina terdiri atas otot untuk mengatur besarnya garis
tengah lubang vagina. Sepertiga bagian atas vagina, terletak di atas lapisan
otot tersebut dan musah teregang. Pada puncak vagina terdapat leher rahim
(serviks).
Rahim (uterus) terletak dipuncak
vagina, berbentuk seperti buah pir terletak dibelakang kandung kemih didepan
rektum dan terikat dengan ligamen. Ligamen yaitu jaringan lapisan ganda yang
berfungsi untuk menompang organ dalam ke organ dalam lainnya. Rahim terbagi dua
bagian yaitu corpus (badan) dan serviks (leher).
Serviks merupakan bagian bawah rahim
yang membuka kea rah lubang vagina. Bagian korpus rahim biasanya membengkok ke
depan. Selama masa produktif seorang perempuan, panjang korpus rahim biasanya
dua kali panjang leher rahim. Serviks merupakan saluran yang memungkinkan
sperma laki-laki msuk kedalam dan darah menstruasi keluar. Saluran serviks
menjadi sempit selama masa ovulasi dan kehamilan sehingga sperma tidak bisa
lewat san janin yang sudah tertanam di dalam rongga rahim tidak bisa keluar.
Tetapi selama proses persalinan, saluran meregang sehingga bayi bisa melewati
serviks. Saluran serviks dilapisi kelenjar yang menghasilkan lendir. Selaput
lendir tebal, sehingga tidak bisa dilewati sperma kecuali sesaat menjelang masa
pelepasan telur dari indung telur (Ovulasi). Pada saat ovulasi, konsistensi
lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan.
Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir diserviks menyimpan
sperma yang hidup selama beberapa hari.
Kanker serviks sampai saat ini
merupakan salah satu penyebab kematian kaum wanita yang cukup tinggi, baik di
negara-negara maju maupun Negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun
ditemukan kurang lebih 500.000 kasus baru kanker serviks dan tiga perempatnya terjadi
di negara yang berkembang. Data yang berhasil dihimpun oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan, bahwa angka kejadian kanker di
Indonesia sampai saat ini diperkirakan setiap tahun muncul sekitar 200.000
kasus baru di mana jenis terbesar dari kanker tersebut adalah kanker serviks
(Susanto, 1998). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Perjan Rumah Sakit
Dokter Hasan Sadikin Bandung, pada tahun 2004 kanker rahim menduduki urutan
pertama kanker pada sistem reproduksi wanita dengan jumlah 360 kasus.
Kanker memiliki dampak fisik,
psikologis serta dampak sosial. Dampak fisik ini bisa berupa kecacatan atau
penurunan fungsi salah satu anggota tubuh yang diamputasi atau dioperasi, rasa
nyeri, kerontokan rambut, bahkan mungkin terjadi perubahan penampilan fisik
sebagai efek samping dari pengobatan yang dijalani penderita. Sedangkan dampak
psikologis yang mungkin muncul bisa merupakan reaksi psikologis terhadap
diagnosis kanker yang harus dihadapinya, rangkaian terapi atau pengobatan yang
dijalani penderita dan “kondisi fisiknya yang baru”. Dapat pula diperkirakan
akan terjadi perubahan dalam kehidupan sosial pada penderita.
Oleh karena itu, dari penjelasan
diatas kita perlu mengetahui lebih lanjut dari berbagai informasi tentang
kanker serviks sehingga kita bisa melakukan pencegahan agar tidak terkena
kanker serviks yang merupakan salah satu penyakit yang bisa berakibat kematian.
2.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu:
- Untuk memberikan informasi tentang pengertian kanker serviks
- Untuk memberikan pengetahuan mengenai Faktor Resiko Kanker Serviks
- Untuk memberikan informasi tentang Gejala Kanker Serviks
- Untuk memberikan informasi tentang Stadium Kanker Seviks Secara Klinik
- Untuk memberikan informasi tentang Pengobatan Kanker Serviks
- Untuk memberikan informasi tentang Tanda-tanda kekambuhan kanker serviks
- Untuk memberikan informasi tentang Pencegahan kanker serviks
BAB II
ISI
A. Pengertian
Kanker Serviks
Kanker merupakan penyakit akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel
kanker dalam perkembangannya. Selsel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker memiliki berbagai macam
jenis dengan berbagai akibat dan salah satu jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks adalah kanker paling
umum pada sistem reproduksi wanita (Monahan & Neighbors, 1998). Kanker
serviks terjadi ketika sel pada serviks mulai tumbuh tidak terkontrol dan
kemudian dapat menyerang jaringan terdekat atau menyebar ke seluruh tubuh.
Secara histologis terdapat dua tipe utama kanker serviks, yaitu karsinoma
skuamosa dan adenokarsinoma. Karsinoma skuamosa terdiri dari 80-95% kanker dan
terjadi lebih sering pada usia lanjut. Sisa dari kasus yang ada adalah adenokarsinoma
yang terjadi lebih sering pada wanita usia muda dan cenderung akan menjadi
kanker yang agresif (berkembang dengan sangat cepat) (Gale & Charette,
1995).
Kanker serviks atau kanker leher
rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar bagi wanita di
negara-negara berkembang. Secara global terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000
kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang.
Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker
terbanyak pada perempuan di dunia, dan menempati urutan pertama di negara
berkembang. Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita
Indonesia yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48
juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker leher rahim. Kanker leher
rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang
menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker
leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi kasus mencapai puncak 2 kali pada
usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.
Ada pula yang menyebutkan bahwa Kanker servik yang biasanya dikenal dengan kanker
mulut rahim adalah suatu penyakit kanker
yang terjadi pada system reproduksi wanita tepatnya pada mulut rahim. Mulut
rahim terletak pada bagian bawah uterus yang menghubungkan bagian atas vagina
dengan uterus. Panjangnya sekitar 2 inci. Saat melahirkan akan terjadi dilatasi
(pelebaran) mulut rahim sehingga bayi dari uterus dapat lewat menuju vagina.
Menurut Lina Mardiana dalam bukunya
yang berjudul (Kanker pada Wanita) disebutkan bahwa kanker leher/mulut rahim
(serviks) adalah kanker yang menyerang bagian ujung bawah rahim yang menonjol
ke vagina (liang senggama). Kanker ini umumnya tidak tampak, tetapi dapat dirasakan
oleh penderitanya. Tahap awal munculnya kanker rahim dimulai dengan terjadinya
mutasi sel secara bertahap, tetapi progresif dan akhirnya berkembang menjadi
karsinoma. Kanker leher/mulut rahim dapat menyebar melalui pembuluh darah,
pembuluh limfa, atau langsung ke organ vital lain seperti parametrium, korpus
uterus, vagina, kandung kencing, dan rektum. Hingga saat ini kanker leher/mulut
rahim masih menempati urutan pertama penyakit yang paling banyak menyerang
wanita di Indonesia. Sementara di dunia, penderita kanker ini terbanyak kedua
setelah kanker payudara.
B. Faktor
Resiko Kanker Serviks
Leher/mulut rahim terletak di dalam
vagina dan merupakan pintu masuk ke dalam rahim. Para ahli menyebutkan bahwa
selama masih ada leher/mulut rahim maka selama itu pula ada kemungkinan terkena
kanker serviks. Seperti halnya jenis kanker lain, penyebab kanker ini juga
belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan hasil analisis para ahli
menyebutkan bahwa faktor resiko pemicu timbulnya kanker serviks adalah sebagai
berikut:
- Leher rahim terserang bekteri atau jamur sehingga terjadi infeksi dalam waktu lama. Akibatnya, terjadi kerusakan sel sehingga sangat besar kemungkinan terbentuk kanker. Jika hal itu terjadi, meskipun tidak memiliki bakat kanker yang diturunkan dari keluarga terdahulunya, wanita tersebut tetap beresiko terserang kanker rahim.
- Wanita pernah atau sering melakukan hubungan seksual umur antara 20-30 tahun.
- Wanita melakukan hubungan seksual dibawah umur 18 tahun.
- Wanita pekerja seksual.
- Wanita suka berganti-ganti pasangan.
- Wanita memiliki riwayat menderita penyakit menular seks, terutama Virus Human Papillomavirus (HPV).
- Wanita terlalu banyak melahirkan anak.
- Wanita perokok berat.
Merokok merupakan penyebab penting
terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko
meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada orang yang merokok
dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah yang banyak)
Ras
Pada ras Afrika-Amerika kejadian
kanker leher rahim meningkat sebanyak 2 kali dari Amerika Hispanik. Sedangkan
untuk ras Asia-amerika memiliki angka kejadian yang sama dengan warga Amerika.
Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi
Faktor seksual dan reproduksi
Hubungan seksual pertama kali
sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko kanker leher rahim 2
kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak
partner seksual maka semakin meningkat risiko kanker leher rahim. Peningkatan
paritas (jumlah kehamilan) juga merupakan faktor risiko kanker leher rahim.
Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam
jangka waktu lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan risiko kanker leher rahim
sebanyak 2 kali. Penggunaan metode kontrasepsi barrier (penghalang), terutama
yang menggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan angka
kejadian kanker leher rahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap
agen penyebab infeksi.
Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
Pada wanita imunokompromise
(penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi ginjal dan HIV, dapat
mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi
invasif (tidak ganas menjadi ganas).
Stress
Stress menghambat kemampuan kita
untuk menghadapi penyakit, dan selalu disebut berhubungan dengan kanker. Ini
terjadi karena ketika kita dalam keadaan stress, ketahanan tubuh kita menurun
dan sel-sel lebih rentan terhadap penyakit seperti penyakit kanker leher rahim
tersebut.
C. Gejala Kanker
Serviks
Tidak seperti kanker payudara,
kanker serviks adalah kanker yang tidak menimbulkan adanya benjolan. Namun,
kanker ini bisa dirasakan keberadaannya oleh penderita. Kemungkinan terserang
kanker serviks dapat dipelajari dari gejala-gejala sebagai berikut:
- Keluar cairan encer dari vagina atau biasa disebut keputihan. Bahkan pada stadium lanjut cairan tersebut berwarna kuning kemerahan dengan bau sangat menyengat.
- Sering timbul rasa gatal yang berlebihan di bagian dalam vagina. Bahkan terkadang timbul koreng di bagian dalam vagina.
- Sering timbul rasa nyeri dibagian bawah perut.
- Sering terjadi perdarahan setelah melakukan hubungan seksual.
- Sering terjadi perdarahan setelah memasuki masa menopause.
- Munculnya kemerahan dan ruam pada vagina.
D. Stadium Kanker
Seviks Secara Klinik
0 = Sel kanker masih di selaput
lendir serviks (karsinoma insitu)
I = Kanker masih terbatas di jaringan serviks dan
belum menyebar ke badan rahim.
I A = Karsinoma yang didiagnosa baru
hanya secara mikroskop dan belum menunjukkan kelainan/keluhan klinik.
IA1 = Kanker sudah mulai menyebar ke
jaringan otot dengan dalam < 3 mm, serta ukuran besar tumor <7 mm.
IA2 = Kanker sudah menyebar lebih
dalam (>3 mm – 5 mm) dengan lebar = 7 mm.
IB = Ukuran kanker sudah > dari
IA2
IB1 = Ukuran tumor = 4 cm
IB2 = Ukuran tumor > 4 cm
II = Kanker sudah menyebar keluar
jaringan serviks tetapi belum mengenai dinding rongga panggul. Meskipun sudah
menyebar ke vagina tetapi masih terbatas pada 1/3 atas vagina.
IIA = Tumor jelas belum menyebar ke
sekitar uterus.
IIB = Tumor jelas sudah menyebar ke
sekitar uterus.
III = Kanker sudah menyebar ke
dinding panggul dan sudah mengenai jaringan vagina lebih rendah dari 1/3 bawah.
Bisa juga penderita sudah mengalami ginjal bengkak karena bendungan air seni
(hidroneposis) dan mengalami gangguan fungsi ginjal.
IIIA = Kanker sudah menginfasi
dinding panggul.
IIIB = Kanker menyerang dinding
panggul disertai gangguan fungsi ginjal dan / atau hidronephrosis.
IV = Kanker sudah menyebar keluar
rongga panggul, dan secara klinik sudah terlihat tanda-tanda infasi kanker ke
selaput lendir kandung kencing dan/atau rektum.
IVA = Sel kanker menyebar pada
alat/organ yang dekat dengan serviks.
IVB = Kanker sudah menyebar pada
alat/organ yang jauh dari serviks.
E.
Pengobatan Kanker Serviks
Pada umumnya, kanker leher rahim
berhasil diobati, apalagi bila ditemukan secara dini.
Ø
Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan Pap Smear adalah salah
satu cara pemeriksaan sel leher rahim yang dapat mengetahui perubahan
perkembangan sel leher rahim, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak
dini. Pemeriksaan sel leher rahim dengan cara ini pertama kali diperkenalkan
pada tahun 40-an. Dengan adanya teknik pemeriksaan ini, angka kematian karena
kanker rahim turun sampai 75 %.
Ø Operasi
Pada prinsipnya, operasi sebagai
pengobatan kanker leher rahim dilakukan apabila kanker belum menyebar. Bila
tumor masih berada di dalam jaringan serviks dan ukurannya masih < 3 mm,
maka dilakukan operasi ekstrafacial histerektomi. Biasanya, operasi ini resiko
kambuh dan penyebaran ke kelenjar getah bening adalah < 1%.
Kanker serviks tingkat IA2, IB, atau
IIA dilakukan operasi pengangkatan rahim secara total berikut kelenjar getah
bening sekitarnya (radikal histerektomi).
Operasi pada kanker serviks
meliputi:
- Lymphadenectomy, yaitu membuang nodus limfe pada daerah serviks. Jenis operasi ini umum dilakukan pada kanker serviks.
- Radikal trachelectomy, yaitu membuang serviks dan jaringan yang ada disekitarnya. Kombinasi radikal trachelectomy dan lymphadenectomy merupakan pilihan operasi bagi wanita muda yang mengidap kanker serviks stadium awal bagi yang ingin mempertahankan kesuburannya.
- Radikal hysterectomy, yaitu operasi mengangkat uterus, serviks dan sebagaian vagina. Pada beberapa kasus, ovarium, tuba falopi dan nodus limfe juga ikut diangkat. Jenis operasi ini dikombinasikan dengan kemoterapi atau terapi radiasi.
- Bilateral Salpingo-oophorectomy, yaitu operasi mengangkat kedua ovarium dan tuba falopi. Jenis operasi ini pada beberapa kasus dikombinasikan dengan hysterectomy.
Ø Pengobatan dengan zat kimia (Khemoterapi)
Kemoterapi adalah suatu metode
pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Obat ini menyasar sel kanker dengan cara merusak dan menghambat factor-faktor
pertumbuhan sel. Pada beberapa jenis obat kemoterapi yang konvensional efek
obat kemo tidak hanya berakibat pada sel kanker saja tapi juga pada sel yang sehat. Sehingga sering kali
muncul efek samping pasca pemberian kemoterapi, contohnya adalah kebotakan,
mual dan muntah. Obat kemoterapi biasanya diberikan melalui intravena (IV) atau
per oral. Sebenarnya terdapat rute lain lagi yang bisa digunakan namun untuk
kanker serviks pemberiannya lebih umum dengan intravena atau mulut.
Beberapa jenis kemoterapi yang
biasanya digunakan pada pengobatan kanker serviks adalah:
- Carboplatin
- Cisplatin
- Paclitaxel
- Fluorouracil (5FU)
- Cyclophosphamide
- Docetaxel
- Ifosfamide
- Gemcitabine
Efek samping yang sering terjadi
pada kemoterapi dapat bervariasi, tergantung pada jenis obat yang diberikan.
Ada obat yang secara spesifik menyebabkan mual-muntah, ada yang menyebabkan
kebotakan, ada yang menyebabkan penurunan sel darah putih. Namun secara umum
obat kemoterapi akan menyebabkan mual, kebotakan dan rasa kelelahan. Saat ini
berkembang obat-obat yang berfungsi untuk mengatasi efek samping yang muncul
pasca kemoterapi sehingga pasien akan merasa lebih nyaman pasca kemoterapi.
Frekuensi pemberian kemoterapi
tergantung pada berbagai factor. Dokter akan membuat rencana pengobatan sesuai
berdasarkan pada jenis kanker,
stadium, factor kesehatan, jenis obat kemoterapi yang diberikan dan metode
pengobatan lain yang digunakan.
Pada kanker serviks, pemberian obat
kemoterapi umumnya diberikan setiap minggu atau setiap tiga minggu sekali. Jika
pemberian dengan metode setiap 3 minggu maka akan diberikan sebanyak 6 siklus.
Pada beberapa kasus, kemoterapi tidak bisa dilakukan secara lengkap sebanyak 6
siklus, sehingga dokter terkadang harus memilih alternative pengobatan lain.
Hal-hal yang sebaiknya diketahui
sebelum menjalani kemoterapi antara lain:
Kemoterapi merupakan pengobatan yang
intensive sehingga pasien sebaiknya mengetahui beberapa hal sebelum menjalani
kemoterapi:
- Obat kemoterapi apa yang akan diberikan
- Mengapa obat ini dipilih
- Berapa lama kemoterapi akan berlangsung dan berapa siklus
- Apa efek samping yang akan muncul
- Efek samping apa yang membutuhkan perhatian medis
- Berapa tingkat kesuksesan pengobatan dengan kemoterapi ini dengan wanita lain pada kasus yang sama
- Apakah kemoterapi ini akan berdampak pada aktivitas keseharian
- Apakah ada obat yang akan diberikan untuk mengatasi efek samping kemoterapi
kanker
serviks dapat berdampak pada kesuburan, hal ini terkadang sangat sulit
untuk dibayangkan. Tapi tetaplah berfikir bahwa ketidaksuburan yang terjadi
setelah kanker serviks sebenarnya dapat dielakkan sebab ada beberapa
tahapan yang dapat anda lakukan untuk melindungi dan membuat anda tetap akan
bisa memiliki anak.
Ø Vaksin HPV
Vaksin HPV saat ini sudah digunakan
untuk mencegah kanker leher rahim dan kutil kelamin karena HPV. Vaksin tersebut
bekerja dengan cara melindungi dari 4 tipe HPV yang paling sering menyebabkan
penyakit, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, tipe yang menyebabkan 70% kanker leher
rahim dan 90% kutil kelamin. Vaksin tersebut dikeluarkan oleh U.S.Foods and
Drugs Administration (FDA) pada tahun 2006 dan sudah dinyatakan aman untuk
wanita berusia 9 – 26 tahun.
Vaksin diberikan dalam 3 dosis dalam
periode 6 bulan yaitu pemberian awal, 2, dan 6 bulan berikutnya. Belum
diketahui keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau 2 dosis saja.
Karena ini sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para wanita.
Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan selama 5 tahun, seberapa
lama vaksin ini dapat memberikan efek perlindungan masih belum jelas. Sebaiknya
vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos
dengan HPV. Hal ini disebabkan karena vaksin mencegah penyakit pada wanita yang
belum terkena satu atau beberapa tipe HPV yang dapat dilindungi oleh vaksin.
Vaksin ini tidak bekerja terlalu efektif pada wanita yang sudah memiliki virus
HPV di dalam tubuhnya sebelum menerima vaksin. Efek samping paling umum adanya
nyeri ketika disuntikkan. Vaksin ini belum direkomendasikan pada wanita hamil
karena masih sedikit informasi mengenai keamananya pada wanita hamil. Vaksin
HPV ini hanya bersifat melindungi dari paparan yang belum terjadi, dan bukan
untuk mengobati. Skrining tetap diperlukan setelah memperoleh vaksin HPV karena
vaksin tidak melindungi untuk semua tipe HPV.
Ø Terapi Radiasi Kanker Serviks
Terapi radiasi menggunakan energy
tinggi seperti sinar-x untuk menurunkan ukuran tumor atau membunuh sel kanker.
Jenis pengobatan ini dapat digunakan secara internal dengan material radioaktif
yang ditanam dalam bentuk implant dan dimasukkan pada uterus atau secara
eksternal dengan menggunakan mesin terapi radiasi.
Ø
Menggunakan Pengobatan Tradisional
§
Ramuan untuk diminum
- Bahan ramuan
Untuk penderita stadium dini sampai
menengah (I dan II)
- Benalu teh 10 gram
- Buah Makassar 7 gram
- Jombang 5 gram
- Rumput Mutiara 3 gram
- Jali 3 gram
Untuk penderita stadium menengah
sampai lanjut (III dan IV)
- Benalu teh 15 gram
- Buah Makassar 7 gram
- Jombang 5 gram
- Rumput mutiara 5 gram
- Jali 5 gram
- Cara meramu setiap ramuan
Ø
Bubukan
§
Campur dan masukkan semua bahan
dalam wadah yang terbuat dari bahan tembikar (kuali)
§
Tambahkan air mendidih sebanyak dua
gelas
§
Aduk hingga rata
§
Diamkan sebentar hingga ramuan siap
diminum
Ø
Bahan segar
§
Cuci semua bahan hingga bersih
§
Siapkan tempat rebusan yang terbuat
dari bahan kuali
§
Masukkan semua bahan yang telah
dicuci ke dalam kuali
§
Tambahkan tiga gelas air
§
Rebus hingga tersisa air rebusan
kira-kira dua gelas
§
Dinginkan sebentar dan masukkan
kedalam gelas jika akan diminum.
- Cara menggunakan ramuan
- Ramuan diminum sebanyak dua kali sehari yaitu satu gelas pada pagi hari saat bangun tidur dan satu gelas pada malam hari sebelum tidur.
- Jika tidak suka rasa pahit, dapat ditambahkan madu asli atau gula aren asli secukupnya.
Ø
Ramuan untuk tidak diminum
§
Bahan ramuan
- Kapur ambar 5 buah
- Daun sirih 10 lembar
- Air bersih yang mendidih ½ ember
Ø
Cara meramu
- Haluskan kapur ambar dan masukkan kedalam air mendidih
- Masukkan daun sirih sambil dikucek-kucek kedalam air yang telah dicampur kapur ambar
Ø
Cara menggunakan dan manfaatnya
- Air campuran kapur ambar dan daun sirih digunakan untuk membersihkan vagina yang luka setiap pagi dan sore hari.
- Manfaatnya untuk mengurangi lendir yang banyak keluar, mengurangi gatal-gatal, dan menghilangkan bau yang berlebihan dari vagina.
F.
Tanda-tanda kekambuhan kanker serviks
Tanda-tanda yang menimbulkan, antara
lain:
- Badan semakin kurus
- Nyeri pada kaki dan pantat
- Semban kedua kaki, tanpa jelas penyebabnya.
Bila kekambuhan kanker terbatas
hanya pada organ rongga panggul, masih cukup baik, dan masih bereaksi cukup
baik terhadap pengobatan. Dalam pengobatan kanker, kata kuncinya adalah
“menemukan secara dini”.
Akhir-akhir ini para ahli
menganjurkan sebaiknya pemeriksaan. Pap Smear dilakukan secara rutin sejak umur
20-an atau sejak mulai aktivitas seksual hingga perubahan gambaran sel leher
rahim terdeteksi secara dini.
G. Pencegahan
kanker serviks
Pencegahan yang dapat dilakukan
yaitu:
- Penggunaan kondom bila berhubungan seks dapat mencegah penularan penyakit infeksi menular.
- Menghindari rokok
- Tidak melakukan hubungan seksual dibawah umur 18 tahun.
- Tidak melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang ada, dapat
disimpulkan:
- Kanker leher/mulut rahim (serviks) adalah kanker yang menyerang bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke vagina (liang senggama). Kanker ini umumnya tidak tampak, tetapi dapat dirasakan oleh penderitanya.
- Faktor resiko kanker serviks antara lain:
- Leher rahim terserang bekteri atau jamur
- Wanita suka berganti-ganti pasangan.
- Wanita perokok berat, dll
Gejala
kanker serviks antara vlain:
- Keluar cairan encer dari vagina (keputihan).
- Sering timbul rasa gatal yang berlebihan di bagian dalam vagina.
- Sering timbul rasa nyeri dibagian bawah perut.
- Sering terjadi perdarahan setelah melakukan hubungan seksual.
- Sering terjadi perdarahan setelah memasuki masa menopause.
- Munculnya kemerahan dan ruam pada vagina.
Pengobatan
yang dapat dilakukan antara lain:
- Pap Smear
- Operasi
- Kemoterapi
- Vaksin HPV
- Terapi radiasi
Pencegahan
kanker serviks antara lain:
- Penggunaan kondom
- Hindari rokok
- Jangan berganti-ganti pasangan.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://tentangkanker.com/2011/apa-itu-kanker-servik/html.
- http://doktersehat.com/waspadai-kanker-serviks/#ixzz1gmEQ8BHU.
- Mardiana, Lina.2007.Kanker pada Wanita. Bogor: Penebar Swadaya
- Yatim, Faisal.2008.Penyakit Kandungan.Jakarta: Pustaka Populer Obor
- www.pdfbe.com/jurnal kanker leher rahim/2010.html.
- Evennett, Karen.2004.Pap Smear.Jakarta:Arcan
- Indra yani, Desy.2007.Pengalaman Hidup Klien Kanker Serviks di Bandung. www.jurnal kanker serviks.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar